Tronton Masuk Tenjo Pemerintah Kabupaten Diam Saja

 
Sudah beberapa kali saya posting tentang tronton di jalan raya Tenjo, diantarany posting dengan judul tronton bebas melintas siap-siap tenjo jadi parungpanjang kedua. Jujur saja saya bukan usil terhadap orang lain (sopir tronton, pengusaha dari tronton tersebut) tapi sebagai warga saya juga punya hak dong buat kontroling terhadap lingkungan sendiri walau sebatas sebar informasi lewat blog gratisan ini.

Saya yakin semuanya di negara ini ada aturannya, termasuk aturan berlalu lintas, bukan cuma mesti melengkapi kendaraan dengan surat-surat tapi juga memperhatikan bobot kendaraan dengan kondisi jalan. Artinya jalan dibuat memang untuk digunakan siapa saja, tapi juga ada atuan main, mana mungkin jalan yang ukurannya kecil mesti dilewati kendaraan-kendaraan berat hampir 24 jam. Tentu ini tidak sesuai dengan aturan, kalau aturan itu memang ada di kabupaten bogor paling ujung ini?

Mengambil contoh kesemrawutan lalu lintas di jalan raya parungpanjang yang menimbulkan banyaknya masalah lantaran banyaknya kendaraan berat (trontont) yang melintas, dan tidak bisa dicarikan jalan keluarnya lantaran menyangkut banyak kepentingan. Itu menjadi dilema bagi semuanya.

Apakah Tenjo juga akan mengikuti jejak parungpanjang? Tentu sebaga warga yang tidak memiliki kepentingan terhadap tronton-tronton yang melintas di jalan raya tenjo pasti sangat tidak menginginkan jika kemudian tenjo menjadi parungpanjang kedua.

Satu pertanyaan dari saya, apakah pemerintah kabupaten bogor dengan instansi terkaitnya sudah mengetahui keberadaan tronton yang masuk jalan raya tenjo tersebut? Kalau belum tahu, rasanya aneh saja. Kalau sudah tahu, kenapa didiamkan begitu saja? Saya yakin pemerintah kabupaten tidak menginginkan tronton masuk jalan raya tenjo, karena akan mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna jalan lainnya. Pun tidak memberi keuntungan pada kas kabupaten.

Jadi, segera cari solusi sebelum kadung jalan raya tenjo jadi jalur sutra tronton-tronton tersebut...
Share:

Pintu Perlintasa Kereta Api Stasiun Tenjo Memang Bikin Macet?

Pintu Perlintasa Kereta Api Stasiun Tenjo Memang Bikin Macet? Beberapa kali saya posting di blog ini mengenai perlintasan pintu kereta api stasiun Tenjo yang bikin macet. Dan sampai saat ini tetep seperti itu, macet. Macet terjadi ketika ada persilangan kereta yang memakan waktu cukup lama. Seperti halnya kemarin sore, kira-kira jam setengah enam sore. Salah satu kereta yang datang dari arah Jakarta, berhenti cukup lama karena disusul kereta rangkas jaya, walhasil memakan waktu cukup lama, dan seperti biasanya terjadi kemacetan. Seperti terlihat pada 3 photo yang berhasil saya jepret pake kameraphone...

Pengendara yang kesel menunggu kereta diberangkatkan..


Setelah kereta berangkat, kendaraan tumpah di rel.

Share:

Tarif Tiket Progresif KA di Stasiun Tenjo

Tarif Tiket Progresif KA di Stasiun Tenjo| Saya sedikit ketinggalan kabar mengenai tarif kereta api maja line, maklum belakangan saya jarang menggunakan jasa kereta api, tidak seperti dulu yang hampir tiap hari naik kereta. Tapi setelah melihat blog stasiun tenjo saya baru ngeh bahwa tarif kereta maja line sekarang sudah berubah. Terakhir kali saya menggunakan kereta jenis KRL ketika bareng anak saya ke serpong, harganya masih 9000an. Dan sekarang katanya jauh lebih murah cuma 3000an. Bagi saya ini sebuah informasi yang sangat penting dan apresiasi luar biasa buat PT.KAI.

Download harga tiket progresif

Baca juga:
Jadwal Perjalanan KRL Maja Line Dari Stasiun Tenjo
Pintu Rel Kereta Api Stasiun Tenjo Bikin Macet
Share:

Kampung Pasir Madang Di Kecamatan Tenjo Akan di Bedah

Kampung Pasir Madang Di Kecamatan Tenjo Akan di Bedah| Warga kampung  Pasir Madang, Desa Bojong, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor kondisinya sungguh memprihatinkan. Infrastruktur jalan yang sebagian rusak parah, tidak adanya akses  pelayanan kesehatan Puskesmas, serta listrik mengakibatkan masyarakatnya hidup dalam keterbatasan.

Namun anehnya ketika Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mendadak menjenguk warga di kampung tersebut, Minggu (7/7) aparat mulai lurah, camat meyakini Mensos bahwa kekurangan warga akan segera terealisasi secepatnya.

Diakui  Mensos, Kampung Pasir Madang, Desa Bojong, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor termasuk desa tertinggal. Kemiskinan dan ketertinggalan masih menjadi pekerjaan rumah semua pihak, padahal wilayah yang dekat dengan Ibukota RI ini tidaklah jauh.

Melihat kondisi desa ini, Kemensos akan lakukan bedah kampung. Kesulitan air serta jalan kita akan koordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk akses jalan yang rusak.

Begitu pula  Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) akan direalisasikan dalam waktu dekat karena banyak sekali program bantuan pemerintah.

Apalagi di sini ada sekitar 20-an rumah yang kondisinya tidak layak huni. Tentunya rumah yang aladin alias atap, lantai dan dindingnya tidak layak.

Menurut Mensos, peluang bantuan pemerintah sangatlah banyak. Terlebih kenaikan BBM, pemerintah memberikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dimana warga miskin dapat sekaligus menikmati Bantuan Langsung Sementara Mandiri (BLSM),  Raskin, Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Ketika ditanya Mensos kepada salah satu warga Artaya (40) yang rumahnya termasuk tidak layak huni, ia mengaku, tidak mendapat BLSM. Hal senada diungkapkan salah seorang relawan dari Ikatan Relawan Seluruh Indonesia (IRSI), Ibu Uun, kondisi warga di kampung ini ibarat “Papuanya” Kabupaten Bogor.

“Serba minim, tidak ada bantuan. Kondisinya sangat parah ketika saya bantu akses warga untuk mendapatkan kesehatan, pendidikan dan lainnya. Warga yang sakit ibarat nyawanya terbatas, karena belum sampai ke pelayanan kesehatan keburu meninggal,” ujar ibu Uun.

Ia berharap, pemerintah baik pemda maupun pusat benar-benar mau membantu kesulitan warganya. Karena serba terbatas dan tidak adanya penyuluh di segala aspek kehidupan, warga bertahan hidup ala kadarnya.

repost dari harianterbit.com
Share:

Dodol Tenjo Oleh-Oleh Lebaran Dari Desa Tenjo

Dodol Tenjo Oleh-Oleh Lebaran Dari Desa Tenjo| Kalau lebaran nanti anda hendak berkunjung ke rumah sanak saudara yang ada di Desa Tenjo, maka pulangnya anda bisa membawa oleh-oleh khas yang belakangan menjadi ikon wisata dari Desa Tenjo, yaitu Dodol Tenjo. Seperti dodol pada umumnya makanan manis ini terbuat dari beras ketan, kelapa, dan tentu gula merah. Tapi setiap wilayah memberi ciri khas untuk setiap produk makanannya, termasuk dodol tenjo ini. Jika anda pernah mencicipi dodol tenjo kemudian membeli makanan yang sama dari wilayah lain pasti akan merasakan sesuatu yang beda, artinya sama-sama dodol tetapi rasanya beda. Dodol tenjo memiliki cita rasa khas tersendiri.

Ada banyak sentra industri rumahan yang memproduksi dodol tenjo di desa Tenjo diantaranya Dodol A How, Dodol Ibu Enok, Dodol Ibu Cucum, Dodol Ibu Uum dan banyak lagi industri rumahan yang memproduksi dodol tenjo.

Dodol tenjo memiliki varian rasa seperti dodol rasa durian, dodol wijen, dodol lapis dan varian rasa lainya yang semuanya mengguggah selera pecinta makanan manis. 

Jadi, kalao liburan lebaran atau berkunjung ke Desa Tenjo pulangnya jangan lupa untuk membawa pulang Dodol Tenjo sebagai Oleh-Oleh Lebaran Dari Desa Tenjo.
Share:

BLSM Di Desa Tenjo Ada Yang Tidak Tepat Sasaran

BLSM Di Desa Tenjo Ada Yang Tidak Tepat Sasaran| Bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) memang banyak menuai kritikan, lantaran banyak yang tidak tepat sasaran. Ada yang seharusnya mendapatkan tapi tidak mendapatkannya tapi sebaliknya ada yang seharusnya tidak mendapatkan malah mendapatkan tunjangan tersebut. Pun yang terjadi di Desa Tenjo, saya mengambil satu sampel di Kampung Sukamaju RT.006/002 ada warga yang kalau dilihat secara kacamata ekonomi seharusnya mendapatkan tunjangan BLSM tetapi entah kenapa warga tersebut tidak mendapatkannya.

Adalah Ibu Enen, seorang ibu lansia ini adalah janda dan anak satu-satunya entah kemana. Beliau tinggal dirumah yang sangat memprihatinkan, dia tidak bekerja apapun, kehidupannya sehari-hari bergantung dari pemberian sanak saudaranya. Melihat kenyataan tersebut seharusnya Ibu Enen ini mendapatkan BLSM, tapi kenyataanya Ibu Enen in tidak mendapatkan bantuan tersebut. 

Bukan hanya Ibu Enen, tapi masih ada Ibu Armanah, nenek-nenk yang sudah tidak bisa melihat ini juga namanya tidak tercantum sebagai orang yang berhak mendapatkan BLSM. Masih ada lagi Ibu Janah, beliau juga janda yang semestinya mendapatkan jatah BLSM karena status janda dan tingkat ekonomi yang masuk kedalam kriteria orang yang berhak mendapatkan BLSM. Dan masih banyak lagi warga di kampung Sukamaju tersebut yang secara ekonomi masuk kriteria orang-orang yang berhak mendapatkan BLSM tetapi malah tidak mendapatkannya.

Ironisnya banyak warga yang secara ekonomi, usia produktif, dan memiliki mata pencaharian serta harta yang bernilai ekonomi malah mendapatkan BLSM. Kenyataan yang terjadi kampung Sukamaju merupakan satu dari sekian banyak kampung di Desa Tenjo, dan Kecamatan Tenjo secara luas bahwa data yang digunakan untuk mendeteksi warga yang seharusnya mendapatkan BLSM tidak valid. 

Tentu yang memegang peranan dalam proses pengumpulan data semestinya adalah pihak RT, RW sebelum pihak Desa melaporkannya ke tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Dalih yang digunakan atas kesalahan data tersebut adalah bahwa data yang digunakan adalah data lama. Tapi dalih tersebut tidaklah benar-benar menjadi jawaban yang tepat sebab yang paling penting adalah bagaimana mengklarifikasi kesalahan data tersebut agar warga yang berhak segera memperoleh haknya.

Lewat blog ini saya akan coba memposting setiap perkembangan pencairan BLSM di Desa Tenjo

_________________






Share:

Tronton Nyungsep di Jalan Raya Tenjo

Kini makin sering saja Tronton Nyungsep di Jalan Raya Tenjo, tepatnya di belokan blok jambu. Tadi pagi sampai tulisan ini saya buat belum bisa di evakuasi. Hal ini menjadi pertanda bahwa lambat laun kehadiran tronton di jalan raya tenjo akan berdampak buruk terhadap kondisi lalu lintas. Seperti halnya di Parungpanjang, yang hampir setiap hari ada saja tronton yang mogok di pinggir jalan hingga mengakibatkan macet, ada saja tronton yang nyelonong dan nyungsep di pinggir jalan, ada saja tronton yang patah as nya, dan hal-hal yang mengganggu kenyamanan berlalu lintas lainya.

Kini kondisi tersebut sepertinya perlahan-lahan mulai nampak di jalan raya tenjo. Dan kalau ini dibiarkan terus tanpa ada campur tangan pemerintah kecamatan tenjo dan kabupaten bogor tentu akibatnya akan semakin parah. Sebagai pengguna jalan, tentunya saya sangat berharap segera ada tindakan positif dari pemerintah dalam menertibkan tronton tersebut.
Share: