Sebentar Lagi Pesawahan di Tenjo Hilang dan Berganti Perumahan

Pesawahan merupakan salah satu sentra tani yang keberadaanya dipelihara turun temurun, dan biasanya tidak akan dijual kalau tidak sangat "kepepet", tidak ada sawah tidak ada nasi. Begitulah cerita yang saya ketahui dari ibu dan kakek nenek saya. Sawah juga merupakan simbol status sosial, mereka yang banyak sawahnya biasanya memiliki status sosial lebih tinggi di masyarakat.

Tapi zaman terus berubah, pengaruh budaya luar melalui media komunikasi canggih memaksa budaya lokal tersisih dan rela ditinggalkan. Salah satunya, budaya "ngangon", "nyawah", "nandur" dan mengelola ladang lainnya.

perumahan di kecamatan tenjo
Ilustrasi Pesawahan yang mulai hilang berganti Perumahan
Tiap tahun makin berkurang saja anak-anak muda yang mau melakukan pekerjaan ngangon, nyawah, dan nandur. Mereka yang melakukan pekerjaaan tersebut hanya mereka yang orang tuanya kental dengan prinsip dan budaya turun temurun yang mereka patuhi. Dan kadang anak-anak muda yang masih melakukan pekerjaan ngangon, nyawah dan nandur tersebut kerap di olok-olok sebagai anak jaman dulu dan kampungan.

Mengenang Pesawahan di Sekitaran Desa Tenjo

Saya masih ingat dulu di sekitaran Desa Tenjo itu yang memisahkan antar kampungnya adalah Pesawahan.

Contohnya, pesawahan yang menjadi pemisah kampung Sukasari dan Sukamaju yang membentang dari ujung Cilaku Tegal sampai ujung Cinyompok dekat Peternakan Ayam. Pesawahan yang memisahkan Kampung Sukamaju dan Sukabaru (blok Abah Haji Endin) yang juga membentang dari ujung Cilaku sampai ujung Leweung Gede Cilandak.

Kemudian Pesawahan yang memisahkan Kampung Blok Mesjid / Cipare dengan  Cibunar. Pesawahan yang memisahkan Blok Empang dan Songgom Sukarido. Begitupun pesawahan di sekitaran kampung Tegal Pondoh dan Singabangsa.

Pesawahan yang memisahkan Kampung Leweung Gede dengan Singabraja yang membentang dari ujung Singabraja dan Cilaku sampai ujung Kamantren (sekarang kecamatan Tenjo), belum lagi Pesawahan di Cinyompok (dulu dekat Kontrak Lamun).

Kalau tiba saatnya musim panen, suasananya ramai sekali, sahut-sahutan bunyi gedebot (alat sederhana untuk merontokan padi dari tangkainya) dan tawa canda orang-orang yang sedang panen terasa "pisan" suasana desa Tenjonya.

Tapi sekarang pesawahan-pesawahan itu sudah banyak yang hilang, dan yang ada tinggal nunggu waktu untuk diratakan oleh monster bernama buldoser. Karena faktanya, sampai tulisan ini dibuat pesawahan-pesawahan tersebut sudah tidak ditanami karena katanya sudah dijual ke pengembang perumahan.

Padi di Sawah Punah, Tumbuhnya Perumahan

Kini pesawahan-pesawahan di sekitaran Desa Tenjo itu sebagian telah rata dan tidak akan ditanami padi untuk selamanya. Tapi sekarang sudah mulai berdiri tumbuhan beton berupa perumahan-perumahan.

Contohnya diatas pesawahan yang dulunya membatasi antara kampung Cisangku - Ciwaru dan kampung Sukamaju - Sukasari, kini sebagian sudah berganti menjadi Perumahan dengan konsep Cluster bernama Griya Pesona Madani, yang luas mencapai 25 hektare.

Pun di Pesawahan di sekitar kampung Sukabaru dan Cibunar, kini sudah rata dan berganti dengan perumahan bernama Tenjo City dan Sentra Hills.

Dan pesawahan di kampung Sukasari juga sudah mulai digarap untuk perumahan, dan pesawahan-pesawahan lainnya tinggal menunggu waktu untuk ditanami beton - beton perumahan.

Banjir Menghantui Jangka Panjang

Setahu penulis pesawahan-pesawahan di sekitaran Desa Tenjo tersebut selain fungsi utamanya sebagai tempat menanam padi, juga sebagai saluran air disaat musim hujan.

Karena di sekitaran Desa Tenjo tersebut tidak ada aliran sungai, jadi air mengalir melalui pesawahan tersebut. Dan ketakutan jangka panjang penulis, karena tidak ada lagi tempat aliran air (sawah tersebut) suatu saat bisa saja di sekitaran Desa Tenjo tersebut banjir.

Semoga saja pengembang perumahan memperhatikan aliran air (drainase) agar untuk jangka panjang tidak terjadi banjir. Untuk saat ini mungkin aman-aman saja, tapi 30-50 tahun kedepan kalau saluran airnya kurang diperhatikan, atau hanya sekedarnya saja bukan tidak mustahil sekitaran Tenjo ini akan kebanjiran juga.

Bukan cuma pengembang perumahan, tapi juga para pemegang kebijakan di wilayah Tenjo juga harus memikirkan aliran air ini! Semoga!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar